Friday 3 August 2018

Yuk, Cegah dan Kenali Apa itu Virus Hepatitis

HEPATITIS. Di antara kalian istilah ini pasti sudah nggak asing lagi bukan? Kata dokter, virus Hepatitis 100 kali lebih berbahaya dari virus HIV loh. :) Aku juga awalnya ragu dan sanksi dengan pernyataan tersebut. Baru setelah memahami apa itu Hepatitis, penularan dan risikonya, baru deh aku percaya bahwa virus Hepatitis memang berbahaya.

(Perbandingan organ hati sehat dan penuh racun)


Sebelum dilanjutkan, yuk kenalan dulu apa itu Hepatitis. Hepatitis terdiri dari dua suku kata yaitu hepar dan itis. Hepar artinya hati dan itis adalah radang. Jadi, Hepatitis adalah peradangan hati.

Setelah mengenal pengertian Hepatitis, yuk kenali juga jenis-jenis Hepatitis. Ternyata, jenisnya lumayan banyak. Ada Hepatitis A, B, C, D dan E. Waduh semoga nggak bermutasi lagi yah.. apalagi kalo bermutasi sampe huruf Z. :)


Hepatitis A
Baiklah, sekarang kita kenalan satu-satu dulu yah mulai dari Hepatitis A. Hepatitis A adalah penyakit infeksi pada organ hati yang disebabkan oleh Virus Hepatitis A (VHA). Penularannya lewat makanan atau minuman yang tercemar oleh VHA yang berasal dari tinja penderita Hepatitis A.

Biasanya orang yang sudah terkena Hepatitis A gejala yang muncul antara 15-50 hari. Rata-rata sih 28 hari. Gejalanya bisa bervariasi mulai dari yang ringan sampai dengan yang berat antara lain:

• Demam
• Rasa lemas atau lesu
• Nafsu makan berkurang atau nggak ada nafsu makan
• Mual dan atau muntah
• Nyeri pada perut bagian kanan atas
• Air kencing berwarna teh
• Ikterus (kekuningan) yang terlihat pada mata dan kulit
• Makin muda usia penderitanya, gejala yang muncul umumnya nggak keliatan

Pertanyaannya sekarang adalah apakah penderita Hepatitis A bisa diobati? Jawabannya bisa karena ini jenis Hepatitis ringan atau baru gejala dini. Nggak ada pengobatan khusus, pengobatan hanya bersifat biasa yang dilakukan dokter dan jangan lupa jaga keseimbangan makanan dan minuman.

Yang kudu kalian ingat kalo ada gejala-gejala tersebut di atas segera bawa ke dokter yah. Minum obat yang diberikan dokter. Jangan mengobati sendiri dengan obat yang nggak tepat yang itu bisa memperburuk keadaan kamu. Jangan lupa istirahat dan makan minum yang bergizi. Rawat inap mungkin diperlukan jika gejala Hepatitis A parah seperti muntah terus-terusan yang bisa bikin tubuh kekurangan cairan. Hepatitis jenis ini sifatnya self limiting sembuh sendiri dan nggak bikin kronis.

Pencegahan bisa dilakukan dengan cara membiasakan diri budayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti mencuci tangan pake sabun dengan air mengalir sebelum menyiapkan makanan, sebelum makan, sesudah buang air besar atau setelah mengganti popok bayi. Penting. Buang air besar di jamban yang memenuhi syarat kesehatan. Jika memungkinkan, lakukan pemberian imunisasi Hepatitis A.

Hepatitis B
Nah, kalo yang jenis ini nggak bisa dianggap enteng loh guys. Berbahaya bisa akut dan kronik. Soalnya, virus Hepatitis B menyebabkan sirosis (pengerasan hati). Kenali penularan Hepatitis B. Kalo kamu tau penularan berarti kamu sudah melakukan pencegahan virus ini.

Penularan Hepatitis B dapat melalui darah dan cairan tubuh penderita seperti sperma, air liur, dan cairan otak. Kalo yang terakhir sih kayaknya susah yah tertular kecuali mereka yang kerja di dunia medis kaya Rumah Sakit. Makanya jangan heran banyak suster dan dokter memakai sarung tangan untuk melindungi diri dan pencegahan terutama saat akan melakukan operasi.

Melalui sperma jelas, biasanya menular karena hubungan seksual atau free seks. Kenali juga apakah pasangan kamu mengidap virus Hepatitis B. Buat yang akan menikah makanya suka ada tes kesehatan gunanya untuk mencegah sejak dini jadi diobati dulu sampe sembuh sebelum malam pertama :). Kalo air liur melalui ciuman mulut. Makanya jangan jadi play boy atau play girl haha :)

Setiap orang bisa aja terkena Hepatitis B tanpa terkecuali. Merek yang rentan dan rawan terkena risiko Hepatitis B antara lain ibu yang terkena Hepatitis B dan kemudian menularkan virus ke anak yang sedang dikandungnya.

Mereka yang bekerja dengan darah dan produk darah. Biasanya yang bekerja di Rumah Sakit. Seperti terjadi kecelakaan jarum suntik yang nggak disengaja. Nggak pake sarung tangan saat menolong pasien yang terluka dan lain sebagainya. So, hati-hati dan lebih waspada lagi yah buat kalian yang kerja di dunia medis.

Dilema juga kalo ada kecelakaan di jalan dan berdarah antara mau menolong atau takut tertular virus Hepatits B jika ternyata korban punya penyakit Hepatitis B. Sebab, Hepatitis B bisa menular melalui luka atau masuk lewat ke pori-pori kita. Itulah pentingnya sarung tangan bila perlu gunakan juga masker yah.

Penggunaan jarum suntik yang nggak steril atau bergantian. Kalo yang ini udah diminimalisir bahkan udah ada aturannya dengan tegas satu jarum suntik untuk sekali pakai.

Pengguna tato, tindik, pisau cukur, pemotong kuku, jarum perawatan wajah, manicure atau pedicure yang nggak steril. Pilih salon yang bukan abal-abal dan terjamin yah buat kaum hawa kalo mau perawatan. Oh iya, pengobatan tradisional seperti akupunktur dan bekam pastikan steril yah guys.

Penggunaan sikat gigi secara bergantian sama penderita. Makanya, biarpun satu keluarga, selalu gunakan sikat gigi masing-masing dan jangan lupa rutin diganti yah kalo udah nggak layak minimal satu bulan sekali.

Pasangan homoseks dan sering berganti pasangan juga berisiko tinggi loh terkena Hepatitis B. Makanya, orang hidup itu yang normal-normal saja sesuai agama dan keyakinan masing-masing jangan aneh-aneh. :)

Gejala yang muncul dari Hepatitis B biasanya tanpa gejala atau hanya gejala ringan saja. Makanya harus waspada karena nggak ada gejala Hepatitis B kerap disebut dengan silent killer. Gejala yang timbul biasanya:

• Cepat lelah
• Demam
• Mual, nyeri perut
• Nafsu makan berkurang

Sebagian besar orang nggak mengetahui udah ketularan virus Hepatitis B. Oleh karena itu, penanganan Hepatitis B sering terlambat diketahui. Pencegahan biasanya dengan cara melakukan pemberian kekebalan lewat imunisasi Hepatitis B.

Imunisasi aktif juga bisa mencegah dari penularan Hepatitis B dengan cara memberikan HB 0 diberikan segera setelah bayi lahir (kurang dari 12 jam) dilanjutkan 3 dosis pada usia 2,3 dan 4 bulan (sesuai sama program imunisasi nasional).

Imunisasi pasif (immunoglobulin) dikasih setelah terkontaminasi darah penderita pada bayi baru lahir dan ibu yang menderita Hepatitis B. Sedangkan, imunisasi pada remaja dan dewasa bisa dilakukan setelah tes laboratorium.

Intinya, lakukan tes dan cegah dengan imunisasi HB jangan sampai telat terutama bagi ibu hamil untuk mencegah penularan terhadap bayi yang dikandung.

Hepatitis C
Hampir sama dengan Hepatitis B baik dari segi risiko, gejala dan penularannya. Lebih spesifik penularan Hepatitis C bisa melalui darah dan cairan tubuh penderita. Untuk mengetahui seseorang tertular Hepatitis C atau enggak harus melakukan pemeriksaan darah (antiHCV).

Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah Hepatitis C sehingga pencegahan yang utama adalah menghindari faktor risiko. Tetap waspada dan semoga artikel ini bisa bermanfaat. Salam blogger! ● Dede Ariyanto

0 comments:

Social Media

Facebook Twitter Instagram YouTube Google+ e-Mail

Karya Buku





Viva Blog

Komunitas Blogger

Indoblognet
BloggerCrony Community


Komunitas ISB

Blogger Reporter Indonesia

Populer Post

Blog Archive

Labels

Arsip Blog