Monday 29 October 2012

Tunanetra juga Bisa Internetan

[Dimuat di surat kabar harian Kedaulatan Rakyat (KR) Yogyakarta 29 Oktober 2012]
[Rubrik DIGITAL] Baca dalam format PDF Download

KETERBATASAN untuk melihat dalam hal ini tunanetra bukan alasan atau penghalang bagi seseorang untuk dapat menikmati komputer atau internet layaknya manusia normal, dengan keterbatasan tersebut seharusnya menjadi pemicu untuk lebih kreatif, mandiri dan giat dalam belajar komputer atau internet. Untuk itu di awal belajar mungkin diperlukan seorang pendamping dan software khusus yang harus terpasang pada perangkat komputer atau laptop.
Ilustrasi Foto Sumber Antara

Pendamping bisa dari teman terdekat atau saudara sedangkan aplikasi bisa mendownload di internet. Ada beberapa software yang dapat digunakan, namun sayang software tersebut berbayar dengan kisaran harga yang terlalu mahal mulai dari 400 $ hingga 1000 $. Tentu hanya beberapa instansi besar saja yang mampu membayar lisensi dari software tersebut. Lantas adakah solusi untuk dapat menggunakan software tersebut terutama untuk kalangan pelajar dan mahasiswa? Beberapa ada yang mencoba versi trial atau percobaan, sayangnya versi trial ini memiliki kekurangan yaitu aplikasi hanya dapat digunakan bukan lagi hitungan 30 hari atau 40 hari seperti software pada umumnya. Melainkan 30-40 menit program akan nonaktif dengan sendirinya dan untuk menggunakannya kembali mengharuskan pengguna merestart komputernya. Tentu ini sangat merepotkan dan tidak efektif.

Hal tersebut ternyata menjadi perhatian khusus bagi raksasa software seperti Microsoft Inc., sendiri, di sistem operasi terbaru mereka yakni Windows 7 sudah disediakan software bagi mereka yang memiliki keterbatasan dalam melihat. Aplikasi tersebut bernama “Narrator Windows”. Cara kerja tidak jauh berbeda dengan software tersebut di atas, yaitu mampu membaca teks yang terdapat pada layar (screen reader), kotak dialog, menu dan tombol dengan catatan sudah terpasang speaker pada komputer tersebut. Sedangkan pada laptop sudah otomatis karena sudah terpasang speaker built in. Adapun cara menjalankan aplikasi tersebut dengan menekan tombol Windows, kemudian “All Programs”, pilih “Accessories Ease of Access” dan klik “Narrator”. Jika dirasa mengganggu, kotak dialog dapat diminimalis, maka Narrator akan berjalan di belakang layar.

Dengan begitu komputer dan internet dapat juga dinikmati oleh para tunanetra. Tidak hanya Microsoft, Apple Inc., juga menyediakan software sejenis dengan nama Voice Over pada Mac atau iDevice, juga bagi pengguna open source seperti Linux ada yang disebut dengan NVDA (Non Visual Desktop Access). Indra yang diandalkan dalam menggunakan software ini banyak tergantung pada indra pendengaran dan peraba saat mengetik keyboard.

Dalam menggunakan aplikasi Narrator Windows bukan berarti tidak ada kekurangan, masalah utama ada pada bahasa, bagi orang luar negeri seperti Amerika Serikat negara asalnya mungkin tidak ada masalah, karena bahasa keseharian mereka menggunakan bahasa Inggris. Terkecuali jika di kemudian hari Microsoft juga menambahkan bahasa tambahan lainnya seperti Bahasa Indonesia untuk Narrator Windows dengan cara mengupdate Windows 7 melalui koneksi internet.

Menurut hemat penulis, itu mudah dipelajari seiring berjalannya waktu, toh orang yang tidak bisa berbahasa Inggris saja dapat menggunakan komputer karena kulino. Ada beberapa teman yang tunanetra juga menggunakan handphone dengan bantuan aplikasi screen reader seperti TALKS. Ini artinya dengan mencoba-coba hingga benar atau trial and error dengan sendirinya akan bisa jika sudah terbiasa, bahasa Inggris yang digunakan juga mudah untuk dimengerti, sehingga semua orang dapat mencoba dan belajar.

Dengan aplikasi tersebut, seorang tunanetra akan dapat menikmati informasi dan teknologi layaknya orang normal pada umumnya seperti menelpon, SMS, menulis, menggunakan komputer, berkirim email, menulis di blog, browsing dan lain sebagainya. Untuk itu, memiliki keterbatasan dalam penglihatan tidak menjadikan diri merasa minder, putus asa, atau mungkin merasa terbatas. Justru yang membatasi adalah kemauan dan diri kita sendiri. Bagi yang diberikan anugerah melihat harus lebih disyukuri dan menjadi termotivasi agar terus meningkatkan kemampuan dan terus berkarya. Mudah-mudahan dengan artikel ini dapat membantu dan bermanfaat. Amien.

0 comments:

Social Media

Facebook Twitter Instagram YouTube Google+ e-Mail

Karya Buku





Viva Blog

Komunitas Blogger

Indoblognet
BloggerCrony Community


Komunitas ISB

Blogger Reporter Indonesia

Populer Post

Blog Archive

Labels

Arsip Blog