Monday 30 August 2021

Red Hat Memudahkan Developer Mengembangkan Aplikasi Berjalan di Satu Platform

DARI kalian pasti ada yang udah pernah dengar istilah Red Hat dong? Ya, bener banget! Red Hat emang identik sama Linux. Sebelum membahas lebih lanjut apa sih Red Hat itu, yuk kita kenalan dulu Red Hat itu apa. 

Red Hat itu sebuah perusahaan company atau perusahaan yang membuat product perangkat lunak atau software seperti Linux, cloud computing, middleware, alat manajemen cloud, dan container management.

Ada banyak software buatan Red Hat yang terkenal, diantaranya adalah: Red Hat Storage (RHS), Red Hat Enterprise Linux (RHEL), Red Hat Virtualization (RHV), Red Hat OpenShift, Red Hat OpenStack Platform, Red Hat OpenStack Platform, Red Hat Ansible dan Red Hat Atomic Host.



Walaupun Red Hat Linux itu produknya open source, nggak berarti semua produk dari Red Hat gratis bro, ada juga yang berbayar atau subscription (berlangganan).

Beruntungnya, aku diundang ikutan Google Meet exclusif yang diadain oleh United Communications bareng Red Hat beberapa hari yang lalu. Salah satu pembahasannya itu Red Hat Kubernetes OpenShift.

Rakhmad Azhari selaku Specialist Solution Architect Red Hat Indonesia untuk application development berbagi pengalamannya kepada kita semua selama jadi developer atau pengembang aplikasi banyak nemui tantangan, khususnya dalam migrasi ke teknologi baru yang butuh waktu dan tenaga, belum lagi harus adaptasi teknologi baru yang mana trial and error itu pasti selalu ada. Ditambah permintaan client yang selalu minta waktu cepat. Semua developer rata-rata merasakan hal yang sama di beberapa tempat.

Red Hat Kubernetes OpenShift memudahkan para developer untuk men-develop aplikasi di atas Red Hat Kubernetes OpenShift. Di sini kebutuhan developer di mengerti betul sama Red Hat. Mau basic pemrogramannya Java, PHP, MySQL dan sebagainya runing up dan tercover oleh Red Hat.




Sehingga secara efesiensi, waktu, uang, dan tenaga para developer bisa dengan mudah beradaptasi tanpa harus ngulik atau belajar lagi dari nol. Untuk entreprise atau company pun diuntungkan karena nggak harus meng-hire karyawan baru yang mengerti program tertentu atau mendatangkan trainer untuk memberikan pelatihan akan skill teknis terkait program baru kepada karyawan lama.

Secara struktur aplication monitoring Red Hat Kubernetes OpenShift kasih kemudahan yang kalau kita bagi secara garis besar ada tiga bagian anatara lain: Aplication Runtimes, Integration, dan Process Automation. Di bawahnya ada tiga bagian lagi yang saling berkomunikasi antara teknologi satu dengan yang lainnya yakni: Aplication Services, Service Mesh, dan Enterprise Kubernetes.

Oscar Lesmana pun menambahkan, nggak hanya untuk company atau entreprise saja yang bisa menggunakan platform ini, tapi juga semua orang termasuk UMKM atau individual yang ingin menggunakan platform dari Red Hat.

Sekian dulu yah untuk artikel kali ini. Semoga bermanfaat untuk kalian semua khususnya teman-teman developer atau pengembang aplication yang sedang bingung mau pake platform apa yang mudah, efisien, hemat waktu, uang, dan tenaga barangkali Red Hat Kubernetes OpenShift adalah jawabannya. Akhir kata, saya salam blogger! ● Dede Ariyanto

0 comments:

Social Media

Facebook Twitter Instagram YouTube Google+ e-Mail

Karya Buku





Viva Blog

Komunitas Blogger

Indoblognet
BloggerCrony Community


Komunitas ISB

Blogger Reporter Indonesia

Populer Post

Blog Archive

Labels

Arsip Blog