Friday 17 June 2016

Ceritaku Jika Menang Lomba MyRepublic

BAPAK saya sejak masih bujangan sudah berjuang keras hidup di Jakarta sebagai tukang atau buruh di tempat konveksi pembuatan agenda kerja, dompet, tas dan sejenisnya. Sementara itu, ibu saya dulu berjualan buah di pasar Angke Pesing bukan Muara Angke, loh yah. Dua tempat yang berbeda dan masih banyak orang keliru. Sekarang aktivitas ibu banyak dihabiskan untuk kegiatan keagamaan, seperti memimpin pengajian, majelis taklim dan mendidik anak-anak mengaji di sekitar rumah.

Kalau kamu main ke Tambora, di sini akan banyak dijumpai konveksi yang produksinya digarap di rumah atau istilah londo-nya home industry. Uniknya pelaku atau yang punya industri kebanyakan bukan orang pribumi tapi orang Cina. Sementara orang kita kebanyakan jadi karyawannya. Konveksi yang dimiliki oleh orang pribumi di Tambora masih bisa dihitung jari, termasuk bapak saya salah satunya.

Suasana kerja konveksi, jangan liat tempatnya tapi hasilnya ^_^.

Bertahun-tahun sejak bujangan hingga menjelang usia senja bapak saya sudah bekerja di konveksi. Saking lamanya, kalau kata orang Jawa “karo merem, bisa gawe dompet” yang kurang lebih jika diartikan dalam bahasa Indonesia “sambil tidur, bisa bikin dompet.” Ini bukan sombong, lebih menggambarkan karena lamanya bapak bekerja sebagai tenaga ahli konveksi dompet.

Lambat taun setelah ada modal bapak pun kemudian sedikit demi sedikit membeli mesin produksi yang dibutuhkan untuk membuat konveksi seperti mesin jahit, mesin potong bahan, benang, dan bahan-bahan dasar yang dibutuhkan untuk membuat konveksi dompet atau buku agenda kerja.

Boleh dibilang sekarang ini bapak saya sudah menuai manis dari jerih payahnya selama ini. Meski tidak terlalu besar, bermodalkan rumah kecil yang disulap menjadi ruang kerja atau konveksi, dengan ditenagai oleh lima orang karyawan, omset bapak sekarang sudah jauh lebih baik dari dulu.

Mengingat umur bapak yang sudah semakin tua dan lelah kelihatan dari raut wajahnya. Mau gak mau usaha ini harus diteruskan ke anak-anaknya utamanya anak pertama, siapa lagi kalau bukan saya. Saya sampai rela melepas posisi saya sebelumnya sebagai dosen di perguruan tinggi negeri Jogjakarta hanya demi panggilan bapak suruh ke Jakarta.

Kelemahan dari usaha yang kami jalani ada pada sistem pemasaran. Jadi, kadang dalam waktu satu bulan ada proyek, kemudian kadang bulan berikutnya gak ada. Kembang-kempis sih, tapi gak sampe kelaparan juga kali, he he.

Saya sebagai orang yang melek IT ingin sekali membantu bapak dengan cara memasarkan atau mempromosikan proyek bapak lewat internet. Apalagi kalau bukan dengan membuat official website atau website resmi khusus.

Oh iya, ada satu hal yang harus kalian pahami bahwa kami tidak menjual per-item atau eceran, maka di sini saya menyebutnya dengan istilah proyek. Jadi gini, saya dan bapak saya adalah owner-nya. Ada proyek dari Pertamina misalnya untuk membuat buku agenda kerja yang harus selesai sesuai dengan waktu yang sudah kita sepakati bersama.

Nominal atau jumlah order agenda kerja minimal harus 1.000 PCS. Selama ini mitra kami cukup bergengsi, ada dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pernah, Pertamina pernah, perbankan apalagi dan beberapa mitra lain. Nah, bisa jadi jika ada goodie bag atau souvenir dalam bentuk buku agenda kerja itu buatan saya dan bapak. Gak menutup kemungkinan, kan? He he

Nah jika saya memenangkan lomba yang diselenggarakan oleh MyRepublic selaku penyedia jasa internet berbasis serat kabel optic internet ultra cepat, saya ingin sekali mengembangkan bisnis konveksi dompet warisan bapak tidak hanya nasional tapi go internasional.

Hadiahnya lumayan menggiurkan berupa uang tunai senilai Rp 7.000.000,- untuk the best artikel dan saya rasa cukup untuk membangun sebuah website promosi profesional. Karena saya tahu betul berapa harga domain, berapa harga hosting dan tetek bengek soal dunia per-website-tan.

Sapa Blogger Digital Business Your Way
Beruntungnya, saat saya bingung, bagaimana mengembangkan usaha atau bisnis keluarga ini, saya dipertemukan dalam acara yang sangat kece habis mengangkat tema “Digital Business Your Way, Sapa Blogger” dengan tiga narasumber yang kece abis juga. Mereka adalah: Rosiana Halim, selaku Managing Director dari Bobobobo.com bukan bobo syantik loh, yah. Ada juga Frans Fernando, selaku SEO Specialist dari Tokopedia dan terakhir Helma Kusuma, selaku Country Manager dari Freelancer.com.

Sapa Blogger Digital Business Your Way


Bertempat di Crematology Senopati, Jl. Suryo No. 25, Senopati, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, Sabtu, 28 Mei 2016. Materi pertama disampaikan oleh Rosiana Halim. Menurutnya, dalam membangun bisnis menggunakan platform website sedikitnya ada empat poin utama.

Pertama, understand your market. Kamu harus memahami siapa pasar bisnis kamu. Apakah pelajar, masyarakat umum atau ibu-ibu. Di sini harus jelas terlebih dahulu sebelum membangun sebuah website.

Kedua, perhatikan juga sisi merchant. Pengertian merchant adalah orang perorangan, badan usaha atau badan hukum yang menjalankan usaha di bidang penjualan barang dan atau jasa yang dapat menerima pembayaran dengan menggunakan Kartu Kredit atau Kartu Debit. Jadi intinya kamu harus jelas nih mau menggunakan metode pembayaran apa untuk usaha bisnis kamu jika itu gerbang utamanya adalah website.

Ketiga, harus unique atau berbeda dengan kebanyakan yang segmentasinya sama atau sejenis dengan usaha bisnis kamu. Rosiana Halim sendiri mencontohkan misalnya ecommerce Bobobobo.com dilihat dari namanya saja sudah unik dibandingkan dengan ecommerce lainnya. Segmentasi atau marketnya mereka yang suka dengan barang mewah atau luxury. Barangnya berkualitas dan jarang ditemukan di toko online mana pun. Karena untuk kalangan menengah atas bahasa situs harus berbahasa Inggris biar prestise-nya. User interface yang simple, sederhana dan elegant.

Berbicara tentang keunikan atau different saya jadi ingat dengan almarhum Steve Jobs pendiri Apple dengan slogan terkenalnya “think different” produk-produknya pun demikian, tidak sama dengan buatan Microsoft atau IBM saat itu. Benar-benar beda dan tak biasa. Tapi nyatanya orang semua lebih suka karena kualitas, kenyamanan, dan kemudahan dalam pengoperasian perangkat Apple walau harganya lebih mahal dari kompetitor.

Keempat, adalah terus menjaga hubungan baik (relationship) dengan semua orang. “Jika itu semua dilaksanakan dengan baik, niscaya kesuksesan akan menghampiri kita semua”, tegasnya di akhir menyampaikan materi disertai aplaus meriah teman-teman blogger.

Pemateri berikutnya disampaikan oleh Frans Fernando, selaku SEO Socialist dari Tokopedia. Frans lebih mengulas dari sisi teknis bagaimana mengoptimalkan website tidak hanya sekadar mengejar nilai alexa, page authority, page rank atau domain authority, tapi ada yang jauh lebih penting dari itu adalah content. Karena bagaimanapun juga The Content is King. Bahkan sembari bercanda Frans bilang begini, “Jangan mudah percaya dengan nilai alexa dan kawan-kawannya itu, karena semua itu bisa diakali (trik).” Katanya sembari tersenyum.

Dan pemateri terakhir datang dari Helma Kusuma, selaku Country Manager dari Freelancer.com Di awal materi Helma banyak membandingkan perkembangan teknologi era dulu dengan sekarang. Betapa mudahnya orang zaman sekarang. Mau pergi butuh ojek tinggal pencet-penet, eh sentuh ding, kan touch screen udah disamperin pula sama abang ojeknya. Kalau dulukan kita yang nyamperi tukang ojek, udah gitu harus perang dan tawar-tawaran harga dulu. Lagi, mau pesen makanan tinggal sentuh-sentuh smartphone udah datang. Butuh uang atau mau beli barang, sekali lagi tinggal sentuh layar smartphone udah bisa. Dan semua kebutuhan sehari-hari yang begitu mudah dengan hadirnya teknologi dalam kehidupan sehari-hari kita.

Di sini juga Helma memberikan tips, bagi blogger kalau maju dan memiliki nilai jual tinggi coba buatlah Curriculum Vitae (CV) blogger atau portofolio yang bagus dan ciamik, tentu dengan foto terbaik juga. Jangan lupa sertakan prestasi atau achievement yang sudah pernah kamu peroleh. Acara kemudian dilanjutkan dengan tanya-jawab, foto bersama dan pulang.

Nah, sekarang kita kembali lagi ke rencana saya, jika menang lomba saya akan bangun website usaha saya biar gak lagi cari mitra atau client secara manual muter-muter ke mangga dua atau mall untuk menawarkan pembuatan agenda kerja atau dompet. Referensi juga penting guna menambah terus wawasan dalam ingatan kita salah satunya dengan membaca ChannelNewsAsia. Akhir kata, salam blogger. ● Dede Ariyanto

3 comments:

  1. Jadiinget nyokap di rumah, dulu rumah kami di sulap jadi workshop konveksi baju

    ReplyDelete
  2. Kalau aku, aku jualan layangan, soalnya aku kan anak alay (bukan lebay ya ?) alay itu anak layangan (tapi nggak suka nongkrong di pinggir jalan) pokonya alaayyyy banget...hehehehehe...

    ReplyDelete

Terimakasih yah udah ngunjungi blogku ini. Maaf banget, komentar yang isinya iklan, link hidup, sara, pornografi dan spam bakalan aku hapus!


Social Media

Facebook Twitter Instagram YouTube Google+ e-Mail

Karya Buku





Viva Blog

Komunitas Blogger

Indoblognet
BloggerCrony Community


Komunitas ISB

Blogger Reporter Indonesia

Populer Post

Blog Archive

Labels

Arsip Blog